Alih Kode Sebagai Strategi Kultural untuk Melawan Dominasi Bahasa Asing
Alih kode atau Code-switching adalah praktik beralih dari satu bahasa atau ragam bahasa ke bahasa lain dalam satu percakapan atau konteks komunikasi. Berdasarkan Britannica, alih kode merupakan peralihan kode dari satu kode linguistik (bahasa atau dialek) ke kode linguistik lain, bergantung pada kontek sosial atau latar percakapan. Dalam kajian sosiolinguistik, code-switching mencerminkan fleksibilitas penutur dalam menyesuaikan bahasa dengan konteks sosial, tujuan, dan lawan bicara. Di Indonesia, praktik ini banyak ditemukan dalam komunikasi antarpenutur bilingual atau multilingual, misalnya peralihan antara Bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Meskipun sering dianggap sebagai bentuk ketidakkonsistenan berbahasa, code-switching sesungguhnya mencerminkan kemampuan pragmatis dan keunggulan llinguistik penutur. Bahkan, dalam konteks tertentu, code-switching dapat berfungsi sebagai mekanisme untuk mempertahankan eksistensi bahasa lokal atau nasional di tengah tekanan dominasi bahasa asing.
Dalam komunikasi digital maupun luring, code-switching dapat digunakan secara sadar untuk menyeimbangkan penggunaan bahasa asing dengan Bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Ketika seseorang menyisipkan ungkapan atau istilah dalam bahasa Indonesia di tengah-tengah percakapan berbahasa asing, ia sedang mengafirmasi identitas linguistiknya sekaligus menegaskan keberadaan bahasa nasional dalam ruang komunikasi yang cenderung didominasi bahasa global. Dalam konteks ini, code-switching dapat dipahami sebagai bentuk perlawanan halus (soft resistance) terhadap hegemoni satu bahasa atas bahasa lain.
Indonesia adalah negara multibahasa yang memiliki potensi besar dalam memanfaatkan code-switching sebagai alat diplomasi kultural dan pendidikan bahasa. Dengan menjadikan code-switching sebagai strategi sadar dalam pembelajaran dan komunikasi publik, masyarakat dapat memperkuat keterampilan multibahasa tanpa harus kehilangan akar bahasa nasional. Hal ini sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara keterbukaan terhadap dunia dan pelestarian identitas linguistik lokal. Lebih dari itu, jika code-switching dikemas secara kreatif dalam media digital, misalnya dalam konten video, podcast, atau tulisan populer, maka ia dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan padanan istilah bahasa Indonesia secara alami.
Dominasi bahasa asing, khususnya di ruang digital, adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Namun, hal ini tidak berarti Bahasa Indonesia harus tersingkir atau terpinggirkan. Melalui strategi code-switching yang adaptif dan kontekstual, masyarakat dapat mempertahankan kehadiran bahasa nasional dalam komunikasi lintas bahasa. Dengan demikian, code-switching bukan sekadar fenomena linguistik, melainkan juga strategi kultural dalam membangun kedaulatan bahasa di era global.
Wahh, sangat edukatiff🙌🙌
ReplyDeletekerenn
ReplyDelete